nama

Kamis, 27 Oktober 2011

Makalah Bimbingan Karir Dan Jabatan

MAKALAH
BIMBINGAN KARIR DAN JABATAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Bimbingan Konseling



uin

Disusun Oleh:

Ahmad Fikri Mazdan           1209208003
Aliya Sofyani                          1209208007
Asyidah                                    1209208017


PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010/2011


Kata Pengantar

Segala puja dan puji kita persembahkan hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Salawat dan salam kita hadapkan kepada nabi kita dan junjungan kita Muhammad SAW. Yang selalu menuntun kita dalam berfikir dan berbuat untuk kebaikan, serta salam Ta’zim untuk segala guru kita yang telah melimpahkan ilmu pengetahuannya kepada kita, khususnya kepada saya dan rekan saya yang telah berhasil menyusun dan menulis makalah ini.

Atas jasa semua pihak kami mengucapkan terimakasih. Sebagai orang yang bertanggung jawab atas makalah ini, mengharapkan masukan dan pembetulan dari pembaca yang budiman. Atas segala perhatian dari semua pihak kami mengucapkan terimakasih. Penulis berdoa kehadirat Illahi semoga makalah ini ada manfaatnya bagi agama, bangsa dan ilmu pengetahuan.

Bandung, 28 Oktober 2011


Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................   i
DAFTAR ISI..................................................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................   1
1.1 latar belakang........................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah……………..……………………………………………….. 1
1.3. Tujuan Makalah………………..……………………………………………..... 2
1.4. Kegunaan Makalah………………………………..…………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................   3
A.    Pengertian Karir Dan Jabatan................................................................................ 3
B.     Tujuan Bimbingan Karir Dan Jabatan................................................................... 5
C.     Materi Bimbingan Karir Dan Jabatan.................................................................. 5
D.    Program Bimbingan Karir Di Sekolah................................................................. 9
E.     Langkah-langkah Bimbingan Karir Dan Jabatan................................................. 11
BAB  III.................................................................................................................... 14
A.    Kesimpulan.......................................................................................................... 14
B.     Kritik Dan Saran.................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 15


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dinamika kehidupan pengaruhnya memang tak luput dari karir/jabatan kita dalam kehidupan. Keberhasilan suatu karir/jabatan menentukan kesuksesan dalam kehidupan. Tentunya suatu karir/jabatan tidak akan berhasil tanpa adanya proesionalitas kerja dan profesionalitas kerja tidak akan tercapai jika hanya mengandalkan potensi diri saja. Dari itu diperlukan sekali adanya bimbingan karir/jabatan dalam proses perjalanan hidup seseorang guna mencapai keberhasilan dalam berkarir ditandai dengan sejahteranya kehidupan. Bimbingan karir/jabatan ini secara tidak langsung telah kita dapatkan sejak kecil, terutama dari  orang tua ditambah setelah mulai memasuki dunia sekolah, baik PAUD, TK, dan SD. Disana kita mulai pembimbingan karir, dimulai dengan penyadaran sederhana akan pekerjaan-pekerjaan yang ada di lingkungan, berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya ditinjau bakat serta minatnya untuk kemudian diarahkan karir/jabatan seperti apa yang kira-kira cocok untuk kehidupannya mendatang. Oleh karena pentingnya bimbingan karir/jabatan ini, maka dari itu kita harus mempelajari apa yang dimaksud dengan karir/jabatan terlebih dahulu, apa tujuannya dan sebagainya yang akan dibahas pada makalah ini di bagian bab pembahasan.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan latar belakang diatas , ada beberapa permasalahan yang bisa dirumuskan, diantaranya:
§  Apa yang dimksud dengan karir/jabatan ?
§  Apa yang menjadi tujuan adanya bimbingan karir/jabatan ?
§  Bagaimana materi dari bimbingan karir/jabatan ?
§  Seperti apa program bimbingan karir yang dilaksanakan di Sekolah Dasar ?


C.    Tujuan Makalah
Tujuan makalah tentunya adalah menjelaskan dari setiap pertanyaan dari rumusan masalah, yakni:
ü  Menjelaskan pengertian dari bimbingan karir/jabatan.
ü  Memaparkan tujuan dari adanya bimbingan karir/jabatan.
ü  Menjelaskan materi-materi yang diperlukan dalam proses bimbingan karir/jabatan.
ü  Memberikan contoh program bimbingan karir/jabatan yang dilaksanakan di Sekolah Dasar.

D.    Kegunaan Makalah
Selain sebagai pemenuhan tugas, juga sebagai sarana melatih keterampilan dalam pembuatan karya ilmiah yang dirasa masih sangat kurang, serta penambah ilmu pengetahuan guna persiapan bekal kehidupan selanjtnya.













BAB II
PEMBAHASAN
BIMBINGAN KARIR DAN JABATAN

A.           Pengertian Karir dan Jabatan

Bimbingan karir atau jabatan (vocational guidance) merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh pentesuaian diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun masa yang akan datang.
Bimbingan karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan, tetapi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu memberikan bimbingan agar siswa   dapat memasuki kehidupan, dan mempersiapkan diri dari kehidupan sekolah menuju dunia kerja.
Disamping itu, bimbingan jabatan memiliki kisaran usaha bimbingan kepada peserta didik dalam jasa pertimbangan untuk bekerja atau tidak, dan jika tidak perlu segera bekerja, baik parttime atau fulltime, memiliki lapangan kerja yang cocok dengan ciri-ciri pribadi, menentukan lapangan pekerjaan dan memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara baik. (Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, t.t : 110)
Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa bimbingan karir dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk siswa baik secara perseorangan maupun kelompok agar ia mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, pengembangan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,  berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Donald D. Super (1975), seperti yang dikutip oleh Yeni Karneli, mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan ini ada dua hal penting. Pertama, proses membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan kedua memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja. Oleh sebab itu, hal penting dlam bimbingan karir adalah pemahaman dan penyesuaian diri, baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia kerja.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap, sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri tersebut, misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial ekonomi orang tua.
Dewa ketut Sukardi (1984:112) mengemukakan, pada dasarnya informasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan atau karir , dan bertujuan membantu individu memperoleh pandangan, pengertian, dan pamahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa infomasi karir atau jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan dengan butir-butir berikut:
1.      Potensi pekerjaan termasuk luasnya, komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat usia dan besarnya kelompok industri.
2.      Struktur kerja dan besarnya kelompok-kelompok kerja.
3.      Ruang lingkup dunia kerja, meliputi pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari masyarakat umum yang membaik, dan perubahan teknologi.
4.      Perundang-undangan peraturan atau perjanjian kerja.
5.      Sumber-sumber informasi dalam rangka mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan.
6.      Klasifikasi pekerjan dan informasi pekerjaan.
7.      Pentingnya dan kritisnya pekerjaan.
8.      Tugas-tugas nyata dati pekerjaan dan hakikat dari pekerjaan.
9.      Kualifikasi yang memaksa untuk bekerja dalam bermacam-macam pekerjaan.
10.  Pemenuhan kebutuhan untuk bernacam-macam pekerjaan.
11.  Metode dalam memasuki pekerjaan dan meningkatkan prestasi kerja.
12.  Pendapat dan bentuk-bentuk imbalan dari bermacan-macam pekerjaan.
13.  Kondisi-kondisi kerja dalam berjenis-jenis pekerjaan.
14.  Kriteria untuk penilaian terhadap materi informasi pekerjaan
15.  Ciri-ciri khas tempat kerja.
Karena itu, bimbingan karir dan konseling bagi siswa, meliputi kemampuan menentukan pilihan jenis karir, menerapkan nilai-nilai hubungan industrial dalam lingkup dunia kerja atau ketenagakerjaan.
B.            Tujuan Bimbingan Karir/Jabatan
Secara umum, tujuan bimbingan karir dan konseling adalah sebagai berikut:
1.        Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
2.        Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi kerja.
3.        Memiliki sikap positif terhadap dunia  kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah dirii, asalkan bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
4.        Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
5.        Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6.        Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan scara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7.        Mengenal keterampilan, minat, dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan bakat

C.    Materi Bimbingan Karir/ Jabatan
Karir/jabatan dalam kehidupan manusia saat ini sangat begitu penting dimana dengan itu keberadaan kita akan diakui dan bisa sangat dihargai. Namun penghargaan manusia tidak lepas dari pandangan mengenai profesionalitas dalam menjalankan karir/jabatan., untuk mewujudkan hal itu layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran kebutuhan(need assessment) yang diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling.
Bimbingan karir/jabatan adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11).
Di sekolah program bimbingan dan konseling dapat disusun secara makro untuk tiga tahun, meso satu tahun, dan mikro sebagai kegiatan operasional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus. Program ini dapat menjadi landasan yang jelas terukur oleh layanan professional yang oleh konselor sekolah diberikan. Pengawas harus mengetahui dan memahami bagaimana struktur dan lingkup program sebagai bahan pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja konselor  dan pelayanan pendidikan psikologis yang diterima oleh peserta didik untuk mendukung pencapaian perkembangan yang optimal serta mutu proses dan hasil pendidikan. Program bimbingan dan konseling disuususn berdasarkan struktur program bimbingan dan konseling perkembangan sebagai berikut :
1.      Program bimbingan karir dan konseling mencakup informasi tentang dunia kerja, hubungan industrial, dan layanan perkembangan belajar.
2.      Substansi informasi dunia kerja, meliputi antara lain lapangan kerja, jenis dan persyaratan jabatan, prospek dunia kerja, budaya kerja.
3.      Substansi hubungan industrial, meliputi hubungan kerja, sarana hubungan industrial, dan masalah khusus ketenagakerjaan.
4.      Substansi layanan perkembangan belajar, meliputi, antara lain, kesulitan belajar, minat, dan bakat, masalah sosial, dan masalah pribadi.
Tahap-tahap perkembangan karir dibagi menjadi tiga tahap pokok (Martin Handoko) :
1.      Tahap fantasi        : 0 – 11 tahun (masa sekolah dasar).
2.      Tahaptentatif        : 12 – 18 tahun (masa sekolah menengah).
3.      Tahap realistis      : 19 – 25 tahun (masa perguruan tinggi).
Pada tahap fantasi anak-anak sering menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah besar. Mereka juga senang bermain peran sesuai dengan peran-peran yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjan yang mereka inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pekerjaan atau jabatan yang mereka sebutkan masih jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Mereka hanya asal menyebutkan. Dalam hal ini, orang tua dan pendidik tidak perlu cemas ataupun gelisah jika suatu saat anak menyebutkan pekerjaan yang jauh dari  harapan. Dalam tahap ini, anak belum mampu memilih jenis pekerjaan/jabatan yang objektif  karena mereka belum mengetahui bakat, minat dan potensi mereka yang sebenarnya.
Tahap tentatif dibagi menjadi empat subtahap, yakni: 1) minat (interest), 2) kapasitas (capacity), 3) nilai (values), dan 4) transisi (transition). Pada tahap ini, anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Mereka mulai sadar bahwa kemempuan mereka berbeda satu sama lain. Ada yang lebih mampu dalam bidang matematika, ada yang mahir dalam bidang bahasa, atau ada pula yang mahir dalam bidang olahraga.
Pada subtahap minat (11 – 12 tahun), anak cenderung melakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan minat dan kesukaan mereka saja; sedangkan pada subtahap kapasitas/kemampuan (13 -14 tahun), anak mulai melakukan pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, disamping minat dan kesukaannya. Selanjutnya pada subtahap nilai (15 – 16 tahun), anak sudah bisa membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai; sedangkan pada subtahap transisi (17 – 18 tahun), anak sudah mampu memikirkan atau “merencanakan” karir mereka berdasarkan minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan.
Pada usia perguruan tinggi (18 tahun keatas), mereka memasuki tahap realistis. Mereka sudah mengenal secara baik minat-minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh sebab itu, pada tahap realistis, seorang remaja sudah mampu membuat perencanaan karir secara lebih rasional dan objektif. Tahap realistis dibagi menjadi tiga subtahap, 1) eksplorasi(exploration), 2) kristalisasi (chrystallization), dan spesifikasi/penentuan (sfesification).
Pada subtahap eksplorasi, umumnya remaja mulai menerapkan pilihan-pilihan yang dipikirkan pada tahap tentatif akhir. Mereka menimbang-nimbang beberapa kemungkinan pekerjaan yang mereka anggap sesuai dengan bakat, minat, dan nilai-nilai mereka,namun mereka belum berani mengambil keputusan tentang pekerjaan mana yang paling tepat. Termasuk didalamnya masalah memiliki sekolah lanjutan yang sejalan dengan karir yang akan mereka tekuni. Pada subtahap berikutnya, yakni tahap kristalisasi, remaja mulai merasa mantap dengan pekerjaan/karir tertentu. Berkat pergaulan yang lebih luas dan kesadaran diri yang lebih mendalam, serta pengetahuan akan dunia kerja yang lebih luas, remaja makin terarah pada karir tertentu meskipun belum mengambil keputusan final. Akhirnya, pada subtahap spesifikasi, remaja sudah mampu mengambil keputusan yang jelas tentang karir yang akan dipilihnya.
Dalam buku edisi revisinya, Ginzberg dkk. (1972) menegaskan bahwa proses pilihan karir itu terjadi sepanjang hidup manusia, bahwa suatu ketika dimungkinan orang berubah pikiran. Hal ini berarti bahwa pilihan karir tidaklah terjadi sekali saja dalam hidup manusia. Di samping itu, Ginzberg juga menyadari bahwa faktor peluang/kesempatan memegang peranan yang sangat penting. Meskipun seorang remaja sudah menentukan pilihan karirnya  berdasarkan minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, kalau peluang/kesempatan untuk bekerja pada bidang itu tertutup karena “tidak ada lowongan”, karir yang dicita-citakan tidak bisa terwujud.
Tokoh lain yang banyak membahas masalah perkembangan karir adalah Donald super. Ia banyak menulis buku yang berkaitan dengan pengembangan karir. Beberapa diantaranya adalah: The Psychology of Carreer (1957) dan Career and Life Development (1984). Ia juga menyusun beberapa tes untuk menilai tingkat kematangan vokasional, antara lain: Career Development Inventory, Career Maturity Test, dan Vocational Maturity Test.
Menurut Donald Super, perkembangan karir manusia dapat dibagi menjadi lima fasa, yaitu:
1.      Fase pengembangan (growth), meliputi masa kecil sampai usia 15 tahun. Dalam fase ini, anak mengembangkan bakat-bakat, minat, kebutuhan, dan potensi, yang akhirnya dipadukan dalam struktur konsep diri (self-concept structure);
2.      Fase eksplorasi (eksploration) antara umur 16 – 24 tahun, yaitu remaja mulai memikirkan beberapa alternative pekerjaan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.
3.      Fase pemantapan (establishment), antara umur 25 – 44 tahun. Pada fase ini, remaja sudah memilih karir tertentu dan mendapatkan berbagai pengalaman positif maupun negative dari pekerjaannya. Dengan pengalaman yang diperoleh, ia bisa menentukan apakah ia akan terus dengan karir yang telah dijalani atau berubah haluan.
4.      Fase pembianaan (maintenance) antara umur 44 – 65 tahun, saat seseorang sudah mulai mantap dengan pekerjaanya dan memeliharanya agar ia bertekun sampai akhir;
5.      Fase kemunduran (decline), masa sesudah pension atau melepaskan jabatan tertentu. Dalam fase ini, oran membebaskan diri dari dunia kerja formal.
Pemaparan dua tokoh diatas, Ginzberg dan Donald Super, member petunjuk yang jelas bagi kita bahwa karir adalah permasalahan sepanjang hidup. Ada pepatah mengatakan bahwa karir itu merupakan persoalan sejak lahir sampai mati ‘from the birth into the death’ atau ‘ from the womb to tomb’ (dari kandungan sampai kuburan).
D.     Program Bimbingan Karir Di Sekolah Dasar
Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan Dasar, telah menerbitkan buku “Pedoman Bimbingan dan Konseling Siswa di Sekolah Dasar.” Dalam buku pedoman itu disebutkan bahwa isi layanan bimbingan di sekolah dasar ada tiga, yaitu: 1) bimbingan pribadi-sosial, 2) bimbingan belajar, dan 3) bimbingan karir. Jadi jelaslah secara formal dan legal, program bimbingan karir harus sudah diberikan sejak usia sekolah dasar. Hal ini sangat sesuai dengan teori perkembangan karir dari Ginzberg maupun Donald Super yang telah dibahas terdahulu.
Lebih lanjut dijelaskan secara terperinci pada buku Pedoman Bimbingan dan Konseling tersebut mengenai isi bimbingan karir untuk kelas-kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) maupun untuk kelas-kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6) sebagai berikut:
1.      Mengenalkan perbedaan antar kawan sebaya;
2.      Menggambarkan perkembangan diri siswa;
3.      Menjelaskan bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tututan lingkungan;
4.      Mengenalkan keterampilan yang dimiliki siswa;
5.      Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah;
6.      Menggambarkan kegiatan setelah tamat SD;
7.      Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang dilakukan orang dewasa;
8.      Mengenalkan kegiatan-kegiatan yang menarik;
9.      Mengenalkan alasan orang memilih suatu pekerjaan, dan pilihan itu masih dapat berubah;
10.  Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan sejak masa sekarang;
11.  Mengenalkan bahwa seseorang dapat memilki banyak peran;
12.  Menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang itu dipengaruhi oleh minat dan kecakapannya;
Isi bimbingan karir untuk kelas-kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6):
1.      Menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil;
2.      Melatih siswa menggambarkan kehidupan di masa yang akan datang;
3.      Membimbing diskusi mengenai pekerjaan wanita dan pria;
4.      Menjelaskan jenis-jenis keterampilan yang dikaitkan dengan pekejaan tertentu.
5.      Melatih siswa membayangkan hal-hal yang akan dilakukan pada usia kira-kira 25 tahun;
6.      Membimbing siswa tentang macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya;
7.      Menjelaskan pengaruh nilai yang dianut dalam pengambilan keputusan;
8.      Membimbing siswa untuk memperkirakan bahwa meneladani tokoh panutan dapat mempengaruhi karir;
9.      Melatih siswa merencanakan pekerjaan yang cocok pada masa dewasa;
10.  Membimbing siswa berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang terhadap kehidupan anak;
11.  Melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuan;
12.  Mengenalkan bermacam-macam cara untuk menilai kemajuan prestasi;
13.  Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar;
Materi bimbingan karir yang disebutkan diatas hanya panduan. Guru pembimbing dapat mengguanakannya sebagai acuan yang tetap terbuka untuk disesuaikan dengan situasi kondisi setempat. Sebaiknya contoh-contoh diambil dari lingkungan sekitar yang konkret dna mudah ditangkap oleh anak. Materi bimbingan karir sebenarnya dapat disusun sendiri dengan syarat mempertimbangkan fase-fase perkembangan karir, seperti yang dirumuskan oleh Ginzberg dan Donald Super, selanjutnya untuk tingkat sekolah menengah (SLTP dan SMU/SMK, sederajat lainnya), materi bimbingan karia dapat dilihat pada buku pedoman BP untuk jenjang sekolah yang bersangkutan, atau disusun sendiri oleh guru BK yang kompoten.
E. Langkah-langkah Pelaksanaan Bimbingan Karir Dan Jabatan
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, menjelaskan dalam bimbingan dan konseling di sekolah (t.t:110), bahwa langkah –langkah pelaksanaan bimbingan karir itu sebagai berikut.
1.      Bersama pendididk dan propesional sekolah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiata bimbingan karir dan konseling yang bersifat rutin,incidental, dan keteladanan.
2.      Program bimbingan karir dan konseling yang direncanakan dalam bentuk satuan layanan (STLAN) dan satuan pendukung (SATKUNG) dilaksanakan sesuai sasaran, subtansi, jenis kegiatan, waktu, tempat,dan pihak-pihak yang terkait.
3.      Pelaksanan bimbingan karir dan konseling
a)      Di dalam jam pembelajaran:
(1)   Kegiatan tatapmuka secara klasikal dengan siswa untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penugasan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
(2)   Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
(3)   Kegiatan tidak tatap muka dengan siswa untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiata konferensi khusus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan ke perpustakaan, dan alih tangan kasus
b)      Di luar jam pelajaran:
(1)   Kegiatan tatap muka dengan siswa untuk menyelenggarakan layanan orientasi, karir perseorangan, bimbingan kelompok, karir kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainya yang berada di luar kelas.
(2)   Satu kali kegiatan layanan/pendukung karir di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan dua jam pembelajaran tatapmuka di dalam kelas.
(3)   Kegiata bimbingan karir dan konseling di luar pembelajaran sekolag dan madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan karir, diketahui atau dilaporkan pada pimpinan sekolah/madrasah.
c)      Volume kegiatan mingguan konselor disusun dengan memerhatikan hal berikut.
(1)   Siswa yang diasuh seorang konselor berjumlah ±150 orang.
(2)   Jumlah jam pembelajaran wajib: sesuai peraturan yang berlaku.
(3)   Satu kali layanan atau pendukung bimnbingan karir dan konseling ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran.
Berdasarkan hal-hal  tersebut di atas, kegiatan mingguan seorang konselor minimal berupa Sembilan kali kegiatan(layanan atau pendukung (tiap satu minggu).
Semua kegiatan (minimal) mingguan tersebut di tujukan secara langsung kepada seluruh siswa(150 orang) yang diasuh konselor. Kegiatan tersebut di selenggarakan di dalam kelas/sewaktu jam pembelajaran berlangsung dan atau di luar kelas /di luar jam pembelajaran.
d)     Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan bimbingan karir dan konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah.
e)      Program bimbingn karir dan konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memerhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar jenjang kelas, dan menyingkronkan bimbingan karir dan konseling dengan kegiatan pembelajaran dan pelajaran dan kegiatan extra kulikuler, serta mengefektifkan dan mengefesienkan penggunaan fasilitas sekolah/madrasah.
f)       Kegiatan bimbingsn dsn konseling dicatat dalam laporan dan pelaksaan program (LAPELPROG).
Adapun pelaksana kegiatan pembimbingan karir adalah sebagai berikut.
1.      Pelaksana utama kegiatan bimbingan karir dan konselor/pendidik/tenaga kependidikan sekolah/madrasah dan stap administrasi bimbingan karir dan konseling. Personal pendukung adalah kepala sekolah dan wakil, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf administrasi.
2.      Konselor pelaksana kegiatan bimbingan karir dan konseling di sekolah madrasah wajib:
(a)    Menguasai spectrum pelayana pada umumnya, dan khususnya pelayanan professional karir;
(b)   Merumuskan dan menjelaskan peran professional konselor kepada pihak-pihak terkait, terutama siswa,pimpinan sekolah/madrasah, sejawat pendididk dan orangtua;
(c)    Melaksanakan tugas pelayanan professional karir yang setiap kali di pertanggung jawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah/madrasah,orangtua, dan peserta didik;
(d)   Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan propesional karir;
(e)    Memgembangkan kemampuan professional karir secara berkelanjutan.
3.      Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainya di sekolah SLTA atau sederajat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4.      Pelaksanaan bimbingan karir dan konseling pada satu SLTA atau sederajat dapat diangkan sejumlah konselor dengan rasio stu orang konselor untuk 150 siswa.
BAB III
PENUTUPAN

A.    Kesimpulan
Bimbingan karir atau jabatan (vocational guidance) merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh pentesuaian diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun masa yang akan datang. Bimbingan karir/jabatan adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencanakan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan.
B.     Kritik dan Saran
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari akan kekurangan serta kesalahan dalam penulisan makalah ini baik dari segi tata bahasa, maupun materi yang disampaikan. Dari itu penulis mohon maaf dan dengan kelapangan hati penulis mohon saran serta kritik dari para pembaca.
Semoga dengan adanya makalah ini baik penulis maupun pembaca dapat mengambil manfaat serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. Dan semoga Allah senantiasa menunjukkan, merahmati dan meridhai setiap gerak langkah kita. Aamiin.








DAFTAR PUSTAKA


1.      Hikmawati,Penti. Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pres
2.      Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pres
5.      Drs. DEWA KETUT SUKARDI. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta, 2002.
6.      http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-asas-dan-tujuan-bimbingan.html